SULTAN HASANUDDIN [SULTAN GOWA] 1653-1669
SULTAN HASANUDDIN [SULTAN GOWA] 1653-1669
Sultan Hasanuddin dalam perangko |
SULTAN HASANUDDIN [SULTAN GOWA] 1653-1669
Sultan
Hasanuddin (lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Januari
1631 – meninggal
di Gowa, Sulawesi
Selatan, 12
Juni 1670 pada
umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia
yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang
Karaeng Bonto Mangape sebagai nama pemberian dari Qadi Islam Kesultanan
Gowa yakni Syeikh Sayyid Jalaludin bin Muhammad Bafaqih Al-Aidid, seorang mursyid
tarekat Baharunnur Baalwy Sulawesi Selatan sekaligus guru tarekat dari Syeikh
Yusuf dan Sultan Hasanuddin.
Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat
tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja
lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De
Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Timur. Ia
dimakamkan di Katangka, Kabupaten
Gowa. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat
Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November
1973.
Sultan
Hasanuddin lahir di Gowa, merupakan putera I Manuntungi Daeng Mattola
Karaeng Lakiyung Sultan Malikulsaid, Raja Gowa
ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan
Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang
berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Kerajaan Gowa|GOWA merupakan
kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Pada
tahun 1666, di bawah pimpinan Cornelis Speelman|Laksamana Cornelis Speelman,
Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan
Kerajaan Gowa|Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia
berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian
timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran
terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya
Kerajaan Gowa Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18
November1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya.
Gowa
merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi.
Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia.
Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan
perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni,
hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa
yaitu Benteng Sombaopu pada
tanggal 12 Juni
1669. Sultan
Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada
tanggal 12 Juni
1670.
Article
Source: Peranginangin, Marlon dkk; Buku
Pintar Pahlawan Nasional. Banten: Scientific Press, 2007.
Image
Source : wikipedia.org
No comments